Tangerang – Memasuki hari ke-2 kemarin Selasa 17 Juni 2025, proses Sistem SPMB 2025 untuk tingkat SMA di Kota Tangerang, para calon siswa dan para orangtua siswa masih banyak menemui kendala dan hambatan.
Diantara kendala dan hambatan saat proses pendaftaran sistem online SPMB 2025 yang terjadi dan dialami para siswa juga para orang tua, misal saat pengisian data online pendaftaran SPMB SMA, jalur domisili, banyaknya data yang harus diinput sesuai juknis yang di informasikan sebelumnya oleh Panitia SPMB, dan ada beberapa syarat input data tersebut tidak tersosialisasi tuntas oleh Panitia.
Sehingga para siswa yang telah dinyatakan terdaftar online oleh sistem SPMB 2025 di sekolah tujuan masing-masing, tapi saat menerima verifikasi dari sistem, dinyatakan ditolak dikarenakan adanya data yang belum valid, misal hasil nilai raport siswa SMP yang akan mendaftar ke SMA/SMK wajib upload atau input legalisir nilai raport dari semester 1 sampai dengan semester 5, semetara keterangan tersebut tidak ada di dalam Juknis.
Setelah dikonfirmasi ke panitia, ternyata para siswa atau orang tua siswa, boleh/bisa meng upload atau menginput nilai raport semester 1-5 asli dengan catatan saat scan harus berwarna, jika tidak data tersebut dianggap foto kopi dan wajib dilegalisir. Hal inilah yang menjadikan beberapa keluhan para siswa juga para orang tua siswa yang mendaftar online tadi, wajib mendaftar ulang di sistem online SPMB 2025.
Salah satu sumber berita kami di lapangan (yang bersangkutan tidak bersedia menyebutkan nama-nya), menyatakan bahwa lambatnya proses online SPMB 2025 ternyata masih melaksanakan verifikasi manual (semua data data para siswa pendaftar di sistem online SPMB, d verifikasi manual satu per satu.
Jika data tidak sesuai juknis Panitia atau data yang diinput siswa atau ortu siswa tidak terbaca sistem saat mendaftar online, maka saat hasil verifikasi keluar di sistem SPMB 2025 calon siswa tersebut akan dinyatakan ditolak.
Begitu juga keterangan yang kami peroleh dari salah satu orang tua siswa, serta dari petugas guru piket salah satu sekolah SMAN di Kota Tangerang. Mereka semua berharap adanya transparansi serta kemudahan mengakses proses online SPMB. Juga menanyakan mengapa SPMB 2025 ini hanya bisa diakses oleh pengguna aplikasi IOS, sedangkan pengguna aplikasi Android tidak dapat mengakses proses SPMB 2025.