3. Ashwagandha
Ahli gizi Trista Best mengatakan, suplemen herbal menjadi semakin populer dan umum, di seluruh usia dan generasi. Namun, ada alasan untuk berhati-hati sebelum menambahkan itu ke konsumsi harian, terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Ashwagandha adalah ramuan yang telah digunakan selama berabad-abad untuk banyak tujuan pengobatan, tetapi mereka yang berusia di atas 50 tahun harus mempertimbangkan kembali. Suplemen herbal ini dapat menyebabkan tekanan darah turun sangat rendah, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat tekanan darah.
“Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang menderita diabetes atau berisiko mengalami kondisi gula darah, ashwagandha dapat mengganggu pengobatan diabetes dan menyebabkan gula darah turun terlalu rendah,” ujar Best.
4. Biotin
Ahli gizi diet Rachel Fine dengan To The Pointe Nutrition menyatakan, mereka tidak menyarankan konsumsi suplemen biotin, khususnya yang dipasarkan untuk rambut, kuku, dan kulit. Meskipun kekurangan biotin diketahui menyebabkan gejala seperti rambut kering dan menipis.
“Kekurangan biotin sebenarnya sangat jarang, dan asupan harian yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan biotin sebenarnya sangat mudah didapat dari makanan, misalnya dengan memasukkan makanan seperti telur, biji-bijian, dan kacang-kacangan,” ujar Fine.
5. Suplemen detoksifikasi
Ahli gizi dan penulis Candida Diet, Lisa Richards, mengatakan banyak yang tergoda untuk beralih ke suplemen detoksifikasi ketika metabolisme mulai melambat dan berat badan perlahan naik. Setelah usia 50 tahun, mungkin sulit untuk menurunkan berat badan ini.
Klaim yang menyebut produk dapat menurunkan berat badan dengan cepat melalui suplemen detoks dapat berbahaya bagi mereka yang berada dalam kategori usia 50 tahun ke atas. Suplemen ini sering kali dapat menyebabkan diare dan kondisi gastrointestinal lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, dan dysbiosis usus.
Dia mengatakan, bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, efek samping ini dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada. Dehidrasi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan bahkan kejang.
“Kekurangan nutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan, di antara banyak masalah serius lainnya, yang dapat menempatkan kelompok individu ini pada risiko penyakit yang lebih tinggi,” ujarnya.(*)