BPIP Pilih Surakarta Sebagai Project Percontohan Aktualisasi Pancasila

  • Bagikan
Sukarta akan dijadikan percontohan kota aktulisasi nilai-nilai pancasila (poto:Ilustrasi)

SOLO – Solo dijadikan sebagai wilayah percontohan kebersamaan dan implementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prakoso mengatakan pihaknya mendorong beberapa kelurahan di Surakarta untuk menjadi pilot project kegiatan ini.

” Jadi aka menjadikan contoh desa dan kelurahan lain di Indonesia,” kata Prakoso di Solo, Senin (14/2).

Dipilihnya Solo menurut dia, karena kota tersebut merupakan kota yang kental dengan tradisi budaya sehingga diharapkan bisa menulari ajaran yang sama terhadap daerah lain.

“Desa berdikari salah satunya kan berdikari di bidang budaya, harapannya ini bisa menjadi inspirasi desa lain di Surakarta Nanti kami juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat,” katanya.

BACA JUGA :  Pro dan Kontra Penundaan Pemilu 2024 di Parlemen

Prakoso mengatakan pemberian idukasi adalah salah satu program kerja yang akan dilakukan di antaranya memberikan edukasi terkait tata cara kerja sama di kelurahan di Solo, mengaktifkan kembali PKK, lomba, kegiatan karang taruna, dan jogo deso.

Selain itu juga bagaimana menciptakan tata pemerintahan kelurahan yang baik, gotong-royong.

“Kami ingin mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila hingga tingkat bawah,” katanya.

Ia mengatakan untuk daerah percontohan yang ditunjuk oleh BPIP bukan hanya Kota Solo tetapi juga beberapa daerah lain, di antaranya Brebes, Palu, dan Sumatera Utara.

Pihaknya ingin daerah-daerah ini menjadi contoh bagi desa berpersatuan, berkebudayaan, dan desa mandiri. Pemerintahan di tingkat bawah tersebut bisa menentukan kebijakan di desa, toleransi, kemanusiaan.

BACA JUGA :  Upaya Bentuk Poros Baru, PKS Bangun Komunikasi dengan Partai Lain

“Bagaimana tata cara menentukan prioritas desa, dengan Pancasila bisa bersatu dan nyaman hidup di kelurahan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan kesiapannya menjadi daerah percontohan berbagai program BPIP terkait implementasi nilai-nilai Pancasila.

“Yang dipilih Kelurahan Semanggi, di sana paling kompleks permasalahannya, kemiskinan, kampung kumuh, dan radikalisme. Satu saja (kelurahan) fokus karena masalah terbesar di Semanggi,” katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, Pemkot Surakarta sudah satu tahun ini intens untuk melakukan pembenahan kawasan kumuh di Semanggi.

“Fisik kami garap, nonfisik kami garap,” katanya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *