KALIMANTAN BARAT- Seorang bayi laki-laki berusia tiga bulan ditelantarkan oleh ibunya, yang merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kalimantan Barat, di salah satu rumah sakit Johor Bahru, Malaysia.
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Kalimantan Barat, Fadzar Allimin, mengatakan, bayi tersebut ditelantarkan oleh ibunya setelah dilahirkan pada 12 Desember 2022. Sang ibu dengan sengaja melarikan diri meninggalkan bayinya di rumah sakit.
“Kami BP3MI mendapatkan informasi dari KJRI Johor Bahru pada 18 Januari 2023, bahwa ada anak atau bayi dari terduga PMI ditelantarkan di rumah sakit oleh ibunya, jadi kita diminta KJRI untuk menelusuri alamat PMI itu yang berinisial EL, karena bayinya ditinggal di rumah sakit,” kata Fadzar, Kamis (13/4).
Setelah itu, BP3MI melakukan penelusuran alamat asal dari PMI tersebut di Kalbar, ditemukanlah keluarga dari EL di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
“Di situ kami lakukan koordinasi dan verifikasi, apakah nama EL benar dari keluarga tersebut dinyatakan benar, dan keluarga mau menerima bayi tersebut. Kami surati konsulat, bahwa orang tua dari PMI, EL, mau merawat cucunya di Kalbar,” terangnya.
Namun hingga saat ini, pihaknya tidak berhasil menghubungi EL. Setelah berkoordinasi dengan keluarganya, KJRI Johor Bahru memfasilitasi kepulangan bayi tersebut ke Kalbar.
“Dari Pontianak, akan kami teruskan ke kakek atau nenek dari bayi PMI tersebut. Setelah ini kami pulangkan akan didampingi oleh petugas BP3MI ke Landak. Bayi ini memang ditinggalkan di RS,” ucapnya.
Belum diketahui motif dari penelantaran bayi tersebut. Sementara itu, staf KJRI Johor Bahru Malaysia, Tuty Murni Manalu menyebutkan, pihaknya mendapat informasi penelantaran bayi kewarganegaraan Indonesia di salah satu rumah sakit di Johor Bahru.
“Kita menerima surat dari rumah sakit menyampaikan ada satu bayi yang dilahirkan ibunya pergi atau melarikan diri meninggalkan bayi, kemudian rumah sakit menghubungi KJRI menyampaikan bayi tersebut untuk diambil karena bayi ini Warga Negara Indonesia karena surat keterangan ibunya warga Indonesia, kita telusuri dan kita dapatkan alamat dari ibu si bayi di Kalbar,” terangnya.
Pihak KJRI Johor Bahru pun hingga saat ini belum mengetahui keberadaan sang ibu. Pihaknya sempat menghubungi melalui telepon seluler, namun setelah itu sang ibu tidak bisa dihubungi kembali.
“Kita sempat hubungi telepon tapi setelah itu tidak bisa dihubungi. Kita akan berusaha mencari ibunya tapi bermodalkan nomor handphone yang ada,” ungkapnya.
Tuty pun menyebutkan belum diketahui motif dari penelantaran bayi tersebut, namun diduga bayi tersebut ditinggalkan di RS karena sang ibu terbentur biaya melahirkan dan membutuhkan biaya yang cukup banyak jika memulangkan bayi tersebut ke Indonesia.
“Mungkin terbentur biaya melahirkan dan kalau pulang ke Indonesia belum ada biaya. Kalau kesulitan dalam memulangkan bayi ini karena medan ke Kalbar cukup menantang untuk si bayi, dan kita juga mengejar waktu,” tukasnya.(*)