Alami Krisi Ekonomi, Pemerintah Pakistan Minta Warganya Kurangi Minum Teh

  • Bagikan
Foto Ilustrasi.

ISLAMABAD — Seorang menteri Pakistan telah menyebabkan kontroversi dengan mendesak warga untuk mengurangi minum “chai” atau teh. Imbauan ini dikatakan sebagai cara untuk melestarikan mata uang asing yang digunakan untuk membayar impor daun tersebut. 

Pakistan adalah pengimpor teh terbesar di dunia yang dikenal secara lokal sebagai “chai.” Data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa negara itu membayar lebih dari Rp 7,6 triliun per tahun untuk mendatangkan komoditas itu, sebagian besar dari Kenya.

Namun, negara ini menderita krisis ekonomi yang berkepanjangan, dengan berkurangnya cadangan devisa yang digunakan untuk membayar utang yang melumpuhkan.

“Saya juga mengimbau kepada bangsa untuk mengurangi satu atau dua cangkir teh karena teh yang kita impor juga diimpor secara kredit,” kata Ahsan Iqbal, Menteri Perencanaan dan Pembangunan dilansir dari The New Arab, Kamis (16/6/2022).

BACA JUGA :  Usai Diberikan Tank Canggih, Ukraina Minta Lagi ke Barat Kirim Jet Tempur

Orang Pakistan minum teh dalam berbagai bentuk, hitam, hijau, panas, dingin, manis, asin dan dibumbui. Tetapi yang paling populer dibuat dengan menyeduh daunnya dalam susu manis rebus.

Komentar Iqbal memicu kemarahan di media sosial dan di kedai teh di seluruh negeri.

“Kenapa kita harus mengurangi penggunaan teh… kita minum dengan biaya sendiri, kita tidak minum dengan uang pemerintah,” kata Jan Muhammad (45 tahun) seorang sopir truk yang mengaku minum antara 15 hingga 20 cangkir sehari.

“Ketika Anda mengemudi dan Anda tidak bisa melihat jalan … maka ada risiko kecelakaan. Itu sebabnya 20 cangkir wajib,” tambahnya kepada AFP.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights