JAKARTA – Perkembangan terkini terkait aturan mudik lebaran 1 Syawal 1443 H/Tahun 2022, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo telah mengumumkan diperbolehkannya melakukan mudik lebaran dan kegiatan ibadah sholat tarawih selama bulan suci Ramadan, namun masih adanya larangan untuk Buka Puasa Bersama dan Open House.
Terkait pembolehan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kebijakan ini dilakukan pemerintah adalah untuk memperkecil risiko penularan Covid-19 kepada orang tua maupun sanak saudara yang dikunjungi oleh anak cucunya dikampung halaman yang sudah sekian lama tidak bertemu.
Pada saat konferensi pers Menkes di Jakarta, Rabu (23/3/2022), mengatakan “Kalau vaksinnya belum lengkap, nantinya akan berdampak negatif, terutama terhadap orang tua, pada saat pulang untuk ditemui dan dikunjungi anak-anaknya,” ujarnya.
Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mudik yakni :
1. Pemudik yang sudah menerima suntik vaksin booster bisa langsung melakukan mudik ke kampung halaman tanpa harus melalui tes apapun.
2. Wajib tes Antigen kalau pemudik sudah vaksin dosis kedua, tapi belum melakukan suntikan vaksin booster. Nantinya akan disiapkan Sentra Vaksinasi gratis pada fasilitas angkutan umum. “Pemudik bisa langsung melakukan suntikan vaksinasi booster, di lokasi yang disiapkan Kementerian Perhubungan,” kata Menkes
3. Wajib melakukan tes PCR apabila pemudik baru menerima vaksin dosis pertama ataupun pemudik juga bisa menerima vaksin dosis kedua di lokasi yang juga disediakan di beberapa titik jalur mudik.
Namun demikian Menkes menyampaikan bahwa kemungkinan pemudik nantinya tidak semua dilakukan pemeriksaan secara satu persatu oleh Pemerintah atau Satgas, “kemungkinan pemeriksaannya dilakukan secara acak atau secara random check”, ujar Budi.
Sehingga tidak menutup kemungkinan, nantinya akan ada kenaikan kasus Covid-19 dari adanya kemudahan dan diperbolehkannya mudik tahun ini bagi masyarakat muslim di Indonesia, “namun demikian digenggarisbawahi kalau kenaikan kasusnya belum tentu melonjak, sebab dari pengalaman yang ada, lonjakan akan terjadi ketika ditemukannya varian baru dari virus Covid-19 masuk ke Indonesia”, imbuh dia.