USA – Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk membantah tuduhan dugaan pelecehan seksual terhadap pramugari SpaceX yang disebut terjadi pada 2016. Berdasarkan laporan Business Insider pada Kamis, SpaceX diduga membayar uang sebesar USD 250.000 atau sekitar Rp 3,6 miliar kepada pramugari tersebut pada 2018 untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Tuduhan-tuduhan ganas itu sama sekali tidak benar,” tulis Musk di Twitter, dikutip dari BBC, Minggu (22/5/2022).
Menurut laporan Business Insider, dugaan pelecehan seksual itu terungkap melalui dokumen pengakuan yang ditandatangani teman pramugari tersebut dan disiapkan sebagai bukti. Menurut dokumen pengakuan tersebut, pramugari tersebut menceritakan kepada temannya, dia diminta mengikuti pelatihan terapi pijat bersertifikasi agar bisa memijat Musk. Perempuan itu mengaku dilecehkan saat memijat Musk di kabin pribadi Musk di pesawat Gulfstream G650ER saat dalam perjalanan menuju London.
Pramugari yang disebut suka mengendarai kuda ini menolak tawaran Musk dan tetap melanjutkan tugasnya memijat Musk tanpa berhubungan badan.
Pada 2018, pramugari ini menyewa seorang pengacara dari California dan mengajukan laporan kepada HRD SpaceX dengan menyertakan informasi rinci terkait dugaan pelecehan tersebut. Saat itu, firma hukum pengacara ini menghubungi teman pramugari tersebut dan memintanya menyiapkan dokumen pengakuan yang menjelaskan soal tuduhan tersebut. Laporan tersebut ditangani dengan cepat setelah dilakukan pertemuan bersama mediator yang juga dihadiri Musk. Masalah tersebut tidak dilanjukan ke proses hukum.
Selanjutnya di tahun yang sama, pramugari tersebut, Musk, dan SpaceX menandatangani perjanjian di mana pramugari tersebut dibayar USD 250.000 dan berjanji tidak akan mengajukan gugatan terkait kasus ini. Perjanjian tersebut juga mencakup klausa non-disclosure dan non-disparagement yang melarang pramugari itu mendiskusikan pembayaran pesangon atau mengungkapkan informasi apa pun tentang Musk dan bisnisnya, termasuk SpaceX dan Tesla.
Insider menghubungi Musk untuk mengonfirmasi tuduhan ini. Melalui surel, Musk meminta agar diberikan waktu untuk menjawab dan mengatakan “banyak hal yang berkaitan dengan cerita ini.” Musk juga menyebut tuduhan ini bermotif politis.
Dalam serangkaian tweetnya pada Kamis malam, Musk menuduh teman pramugari yang menjadi sumber dalam laporan tersebut “seorang aktivis kiri/aktris di (Los Angeles) dengan agenda politik besar”.
Pemimpin redaksi Business Insider, Nicholas Carlson membela artikel yang diterbitkan majalahnya.
“Kami mempertahankan cerita kami, yang berdasarkan dokumen-dokumen dan wawancara dan mengungkapkan dirinya sendiri,” jelasnya.