JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade meminta pemerintah menunda rencana kenaikan BBM jenis Pertalite. Menurut Andre, momentum kenaikan harga Pertalite tersebut saat ini tidak tepat dan hanya menambah beban masyarakat yang baru mau bangkit dari pandemi Covid-19.
“Jadi, ditunda dulu sampai nanti dilihat masyarakat sudah siap. Jangan sekarang, momennya belum pas,” ujar Andre saat dihubungi, Selasa (19/4/2022).
Andre menyebutkan tiga hal yang menjadi alasan penundaan kenaikan harga Pertalite, yakni masyarakat baru pulih dari dampak pandemi Covid-19, masyarakat mau mudik lebaran dan harga bahan-bahan kebutuhan pokok lagi naik.
“Nah, kalau pemerintah menaikkan sekarang (harga Pertalite), menjelang mudik, harga (bahan pokok) lagi naik, masyarakat tentu akan semakin susah. Pemerintah kasih napas dululah kepada rakyat,” imbuh Andre.
Andre mengakui bahwa terjadi disparitas harga keekonomian Pertalite dengan harga jual saat ini. Harga keekonomian Pertalite, kata dia, berkisar Rp 15.900 per liter sementara harga jual saat ini Rp 7.650 per liter. Dengan kondisi ini, tutur dia, Pertamina memang mengalami kerugian.
“Kan Pertamax sudah naik, LPG 12 kilogram sudah naik, kerugian Pertamina mulai (diperbaiki). Meskipun masih rugi, intinya lumayanlah, harga Pertamax sudah naik, gas LPG 12 kilogram sudah naik,” ujar Andre.
Dikabarkan, harga Pertalite akan naik sekitar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per liter. Dengan kenaikan ini, maka harga Pertalite saat ini Rp 7.650 akan naik menjadi Rp 9.500 per liter.