JAKARTA- Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20 harus menjadi catatan penting bagi PSSI dan Kemenpora. Menurutnya, FIFA masih belum melihat perubahan besar pengelolaan sepak bola setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan.
“Di situ bisa disimpulkan jika asosiasi sepak bola tertinggi dunia tersebut masih belum melihat perubahan besar-besaran dari pengelolaan sepak bola Indonesia pasca tragedi yang menewaskan 135 korban jiwa tersebut,” kata Huda melalui keterangan tertulis, Kamis (30/3).
“Ini juga harus menjadi catatan penting bagi Kemenpora dan PSSI agar serius melakukan perbaikan pengelolaan sepak bola di tanah air,” tegas politikus PKB ini.
Huda mengatakan, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi kemunduran pembinaan sepak bola. Kesempatan timnas Garuda muda gagal mendapatkan pengalaman bermain dengan pemain terbaik dunia.
“Kita semua prihatin dengan keputusan FIFA karena para pemain tim nasional Indonesia kemungkinan besar gagal mendapatkan kesempatan untuk menikmati pengalaman bermain dengan pemain-pemain terbaik dunia yang lolos final Piala Dunia U-20,” kata Huda.
Dia menilai momentum Piala Dunia U-20 seharusnya menjadi lompatan bagi pembinaan para pemain muda. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi pemain bola yang lebih baik dari sisi skill, attitude, hingga solidaritas di lapangan.
“Tak hanya itu para pemain muda Indonesia juga berkesempatan memberikan perlawanan terbaik kepada tim yang lebih diunggulkan di depan publik mereka sendiri,” kata Huda.
Peluang timnas Garuda muda menampilkan kemampuannya di panggung dunia menjadi kecil. Huda mengatakan, tidak heran mereka menumpahkan kekecewaannya kepada pihak yang dianggap ikut andil pencoretan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Saya kira wajar mereka kecewa karena sudah lama berlatih dan harapan untuk tampil di depan publik sendiri pupus begitu saja,” ujarnya.
Selain pemain, kata Huda, publik juga kecewa dengan pembatalan ini. Sebab para penikmat sepak bola tanah air pupus harapan melihat permainan bintang muda dalam negeri dan benua lain. Ditambah negara terlanjur mengeluarkan biaya besar sejak proses bidding.
“Belum lagi biaya besar telah dikeluarkan oleh negara mulai dari proses bidding, mendatangkan Presiden FIFA ke Indonesia, hingga memperbaiki stadion-stadion yang rencananya menjadi venue putaran final Piala Dunia U-20,” pungkasnya.
Sebelumnya, FIFA memutuskan membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Dalam situs resminya, induk organisasi sepak bola ini menyebut penolakan atas keikutsertaan timnas Israel di turnamen ini menjadi salah satu penyebab Indonesia dicoret sebagai tuan rumah.
“Berdasarkan hasil pertemuan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino dan Presiden PSSI, Erick Thohir, FIFA memutuskan untuk mencabut Indonesia dari status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023,” bunyi pernyataan resmi tersebut.
Tidak hanya itu, FIFA juga mengonfirmasi bahwa Indonesia akan dikenakan sanksi akibat pencoretan ini.
“FIFA akan segera mengumumkan tuan rumah baru Piala Dunia U-20 2023 secepat mungkin, di mana turnamen ini akan digelar di periode waktu yang sama,” sambung pernyataan resmi FIFA.
“Terkait potensi sanksi yang akan dikenakan pada PSSI akan ditentukan di lain hari. Presiden FIFA dan Presiden PSSI akan menggelar rapat lain untuk membahas hal ini sesegera mungkin,” tutup FIFA.(*)