TOKYO- Pemerintah Jepang pada Senin (27/6) mendesak warga Tokyo dan sekitarnya mengurangi penggunaan listrik karena pasokan listrik bakal terganggu saat terjadi gelombang panas.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri memperkirakan permintaan listrik pada Senin siang semakin meningkat.
Kementerian juga menyampaikan, kelebihan kapasitas pembangkit listrik diperkirakan turun sampai 3,7 persen pada Senin sore di Tokyo dan delapan prefektur sekitarnya.
Dikutip dari BBC, Selasa (28/6), warga diminta mematikan lampu yang tidak perlu selama tiga jam dari pukul 15.00 waktu Tokyo. Namun warga masih tetap bisa menyalakan AC untuk mencegah serangan panas.
Peringatan terkait terbatasnya pasokan listrik ini telah disampaikan pemerintah selama beberapa pekan terakhir ketika suhu meningkat.
Pada akhir pekan kemarin, suhu di pusat kota Tokyo di atas 35 derajat Celcius, sementara di kota Isesaki di barat ibu kota, suhu mencapai 40,2 derajat Celcius. Ini merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat sepanjang Juni ini.
Juni adalah awal musim panas di Jepang, umumnya suhu tetap di bawah 30 derajat Celcius selama bulan ini.
Walaupun provider listrik tengah berusaha meningkatkan pasokan, kementerian mengatakan situasinya tidak bisa diprediksi karena suhu terus naik.
Pasokan listrik Jepang diperketat sejak gempa bumi di wilayah timur laut pada Maret lalu, memaksa beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menangguhkan operasi.
Para pejabat juga telah menutup beberapa pabrik bahan bakar fosil yang menua dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon dioksida.(*)