DEN HAAG– NATO terus mengirimkan senjata ke Ukraina. Mereka menyatakan komitmennya untuk terus memasok militer Kiev dengan persenjataan.
Negara-negara Barat telah memberikan bantuan kemanusiaan, militer, dan keuangan kepada Kiev sejak Rusia meluncurkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari.
Rusia mengutuk aliran senjata ke Ukraina dari sekutu Baratnya. Moskow menyebut hal itu hanya “menuang minyak ke dalam api”.
Rusia telah berulang kali memperingatkan negara Barat agar tidak terlibat lebih jauh dalam konflik tersebut.
Sementara Uni Eropa, AS, dan NATO telah menyatakan bahwa mereka bukan pihak dalam permusuhan Moskow dengan Kiev.
Namun negara-negara Barat secara terang-terangan melatih tentara Ukraina, di samping mengirim instruktur dan perangkat keras mereka ke Ukraina. Mereka juga memberikan informasi intelijen kepada Kiev untuk melawan Moskow.
Sementara itu komitmen negara-negara barat untuk terus memberikan dukungan ke Ukraina disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg di Belanda, Senin (14/11/2022).
“Kami akan mendukung (Ukraina). Tentu saja terus menilai jenis senjata apa yang kami sediakan untuk Ukraina,” kata Stoltenberg pada konferensi pers bersama, seusai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra dan Menteri Pertahanan Kajsa Ollongren di Den Haag.
Terpisah, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut dirinya telah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Pertemuan itu untuk membahas dukungan lebih lanjut untuk Ukraina.
“Pertemuan yang sangat baik dengan Kishida menjelang KTT G20, berlangsung di saat krisis. Kepentingan strategis kami sangat sejalan, baik di Eropa maupun Asia Timur,” ujar von der Leyen di Twitter.
“Kami setuju bahwa ancaman nuklir (Rusia) tak dapat diterima. Kami akan terus mendukung Ukraina,” tulisnya di Twitter. (*)