JATENG – Polda Jawa Tengah membongkar kejahatan uang palsu (upal) di Kabupateng Temanggung.
Dugaan sementara, upal itu diedarkan di masa menjelang Pemilu 2024.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengungkapkan uang palsu itu ditawarkan lewat media sosial, dengan sistem 1 banding 3.
“Dari penyelidikan ditawarkannya lewat media sosial, harganya satu banding tiga. Setiap satu juta uang asli, dapat tiga juta uang palsu,” ujar Luthfi saat menggelar konferensi pers di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (2/8).
Luthfi menjelaskan, pengungkapan uang palsu ini ditemukan pada transaksi jual beli ponsel dengan cara diselipkan diantara uang asli.
Mendapatkan informasi ini, Tim gabungan Reskrim Polres Temanggung dan Jatanras Polda Jawa Tengah langsung mendalami kasus penemuan ini.
“Polisi meringkus empat pelaku yang semuanya merupakan pasangan suami istri setelah tak lama mendapat kasus ini,” ujarnya.
Dalam penangkapan ini, sepasang suami istri yaitu AD dan NF yang merupakan warga Magelang berhasil ditangkap lebih dulu.
Tak berselang lama disusul pasangan suami istri AP dan IS yang merupakan warga Kediri.
Dari keempat tersangka, polisi mendapati barang bukti sisa uang palsu senilai 90 juta rupiah, yang terdiri atas pecahan 100 ribu dan 50 ribu.
Luthfi menjelaskan pembuatan dan peredaran uang palsu ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu, namun ia meminta warga tetap waspada dan hati-hati dengan uang palsu termasuk saat masa Pemilu.
“Kalau ini tidak terkait Pemilu, murni kejahatan ekonomi. Namun apapun itu warga tetap harus waspada dan berhati-hati terkhusus di masa Pemilu nanti,” jelas Luthfi.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Polisi Djuhandani Raharjo Puro mengatakan, polisi smasih terus mendalami para pembeli uang palsu yang diduga berasal dari luar Jawa Tengah.
Kata dia Konsumen tetap membeli meski dari bahan, cetakan dan kualitas, uang palsu yang diungkap di Temanggung ini tergolong kualitas rendah.
“Lagi kita dalami, karena dugaannya justru dari luar Jawa Tengah yang beli. Dari penampakan begini saja sudah kelihatan ini palsu, kualitasnya rendah tapi kenapa kok tetap dibeli. Ini tanda tanya bagi kami,” ungkapnya.