Belu – Sebagai upaya mendukung ketahanan pangan, Babinsa Umaklaran Koramil 1605-07/Wedomu Serda Hironimus Kono bersama kelompok tani di wilayah binaannya mempraktekan cara pembuatan Pupuk Bokashi.
Kegiatan yang merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat untuk menerapkan pola pertanian cerdas iklim yang di prakarsai oleh CIS Timor tersebut berlangsung pada demplot lahan pertanian Dusun Leolaran, Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, pada Jumat (24/3/2023).
Sebagai seorang aparat komando kewilayahan, Babinsa Hiro Kono sangat mendukung program kegiatan yang diselenggarakan oleh CIS Timor tersebut.
Menurutnya, kegiatan ini sangatlah penting bagi petani untuk menambah kemampuan, keterampilan, dan pengetahuannya dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk diolah lebih efisien demi meningkatkan produksi tanaman.
Ia juga mengharapkan agar masyarakat di Dusun Leolaran khususnya masing-masing kelompok tani yang mengikuti pelatihan ini bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan agar bisa di kembangkan di masing- masing kelompok tani sehingga bisa meningkatkan hasil produksi.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini dapat meningkatan kapasitas pendapatan ekonomi rumah tangga khususnya bagi para petani di wilayah binaan,” ujarnya.
Sementara, Yeni Kana Kadja, PPL Desa Umaklaran yang juga turut mendampingi dalam kegiatan itu mengatakan kegiatan pembuatan Pupuk Bokashi ini sangat positif sekali karena melalui kegiatan ini mengajarkan kepada kelompok tani untuk meningkatkan hasil pertanian dengan tetap menjaga kesuburan tanah dan menghemat anggaran atau biaya produksi.
“Bahan-bahan untuk pembuatan Pupuk Bokashi itu sendiri sangat mudah didapatkan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar kita yakni kotoran ternak, dedaunan, sekam dan lain lainnya,” tambahnya.
Selain itu, Yeni juga menyebutkan bahwa dalam kegiatan ini juga dilakukan praktek pembuatan pestab atau pestisida nabati untuk mengendalikan hama penyakit tetapi menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan.
“Kita juga olah lahan membuat lubang untuk tanaman yang mana mengajarkan kepada petani untuk tidak perlu menyewa traktor karna jika menggunakan traktor untuk mengolah lahan secara keseluruhan maka akan merusak struktur tanah yang mana ke depan dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur,” terangnya.
Sementara itu, Anato Moreira Field Officer dari CIS Timor untuk Desa Umaklaran menjelaskan bahwa kegiatan pertanian cerdas iklim ini dilaksanakan selama 3 hari, yang diberikan pengetahuan tentang pertanian cerdas iklim kepada komunitas dengan capaian target agar komunitas bisa mengetahui pola pertanian cerdas iklim ini untuk bisa mereka kembangkan di kebun mereka masing masing. (Kodim 1605/Belu)