“Orang Hindu tidak menonton film itu. Film itu sebuah kegagalan,” tambahnya.
Setelah film itu dirilis, sedikitnya tiga saluran berita yang paling banyak ditonton di India menayangkan liputan negatif tentang Aamir Khan dan filmnya. Times Now membahas acara bertajuk “Mengapa Bollywood melukai sentimen Hindu”.
“Karena namanya Aamir Khan”
Laal Singh Chadda, film dengan anggaran Rp327 miliar sampai Rp372 miliar dibuat sejak 2018 dan diharapkan bisa menjadi film sukses di Bollywood. Tapi ternyata film ini menjadi kegagalan terbesar Aamir Khan.
Karena penontonnya sedikit, bioskop di seluruh India menurunkan sekitar 1.300 penayangan film ini tak lama setelah rilis dan diganti dengan film lain.
“Harapannya itu akan menghasilkan USD25 juta dari penayangan di bioskop selama tiga sampai empat pekan di India, di mana pendapatan besar dihasilkan pada pekan pertama. Tetapi totalnya tidak bisa melampaui USD17 juta sampai 17 juta,” jelas distributor film, Sanjay Mehta kepada Al Jazeera.
“Ini mengejutkan untuk industri ini,” lanjutnya.
Salah seorang sutradara yang meminta tidak disebutkan namanya mengungkapkan dia telah menghubungi para aktor, sutradara, dan pihak lainnya untuk membahas bagaimana melawan apa yang disebutnya “ujaran kebencian yang nyata”.
“Itu adalah kampanye terorganisir yang bertujuan ganda. Pertama adalah melenyapkan suara kelompok Muslim. Bollywood adalah benteng pertahanan terakhir sekularisme yang masih tegak. Tidak ada tempat di mana Anda menemukan Muslim memiliki kekuatan yang sangat besar. Dan (BJP) tidak senang,” ungkapnya kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan, BJP juga ingin mengendalikan Bollywood dan memanfaatkan kekuatannya dengan mempromosikan film-film yang telah dikritik karena sikap anti-Muslim, seperti The Kashmir Files. Perdana Menteri Narendra Modi memuji The Kashmir Files dan para pejabat meminta para pegawainya mengambil cuti untuk menonton film tersebut.
“Kalau kita tidak melawan kampanye kebencian ini, pastinya ini akan memburuk karena ini terencana,” ujarnya.
Sutradara ini juga mengatakan telah muncul kampanye online untuk memboikot film Pathan yang dibintangi Shah Rukh Khan, yang juga seorang Muslim. Pathan rencananya dirilis tahun depan.
Juru bicara nasional BJP, RP Singh membantah BJP mendukung boikot film Aamir Khan.
“Kami tidak ada kaitannya dengan film atau protes tersebut,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Saeed Akhtar Mirza (79), salah satu sutradara ternama India mengatakan boikot itu berkontribusi atas gagalnya Laal Singh Chadda di box office.
Dia menolak alasan pihak yang memboikot film tersebut.
“Ini hanya pengalihan, dalih,” katanya.
“Pada dasarnya itu karena namanya Aamir Khan. Pada dasarnya memang anti-Muslim.”(*)