JAKARTA – Relawan Anies Baswedan, Geisz Chalifa meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti presiden terdahuluanya.
Geisz menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) walaupun menang dengan perolehan suara 67 persen di periode keduanya pada Pilpres 2009, SBY memutuskan tak memperpanjang jabatannya karena dibatasi oleh konsitusi UUD 1945.
Geisz meminta Jokowi mengikuti jejak SBY dalam merespons wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Ketika saatnya berhenti, dia berhenti. Cukup sampai di situ. Tirulah dia dalam konteks demokrasi ya,” ucap Geisz di diskusi Total Politik, Minggu (27/2)
Ia menamahkan, Mantan Presiden BJ Habibie pada 1998 saat menggantikan Presiden Soeharto. Kala itu, menurut dia, meski banyak pihak yang mendorong Habibie melanjutkan masa jabatan, dia tetap memilih berhenti.
Dia lalu menyinggung periode kepemimpinan Presiden Soeharto yang menjabat Presiden selama 32 tahun. Banyak pihak kemudian menolak Soeharto hingga akhirnya jatuh. Kata dia, jika Jokowi tak tegas menolak tawaran perpanjangan, mantan Wali Kota Solo itu tak berbeda dengan Soeharto.
“Sudah ada yang mengingatkan, orang-orang yang berbeda sikap dengan Soeharto. Kalau ini diteruskan bedanya apa dengan Soeharto?” ucap Geisz.
Geisz mendukung penjelasan dari ahli hukum tata negara sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra bahwa perpanjangan masa jabatan presiden tidak memiliki landasan hukum.
Dia khawatir jika wacana itu terealisasi, justru akan menimbulkan kevakuman legitimasi kekuasaan, sehingga memicu konflik di tengah masyarakat.
“Dan ini sebagai negara sangat berbahaya apabila kita memiliki seorang presiden, yang tidak memilik legitimasi hukum. Itu sangat berbahaya sekali,” ucapnya.