BADUNG – Ditandai pemukulan gong, Wakil Presiden ICRC DR. Gilles Carbonnier bersama Panglima TNI yang diwakili Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M., membuka acara Senior Workshop on International Rules governing Military Operations (SWIRMO) yang diikuti lebih dari 130 perwira militer senior dari sekitar 85 negara, bertempat di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (21/11/2022).
Kegiatan SWIRMO yang dilaksanakan pada 20-26 November 2022, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi tuan rumah merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh ICRC bermitra dengan angkatan bersenjata dari negara setempat, dan kegiatan tahun ini merupakan edisi ke-15.
Tahun ini untuk pertama kalinya SWIRMO diselenggarakan secara tatap muka sesudah pandemi COVID-19. Sebelumnya, SWIRMO diselenggarakan di Swiss, Prancis, Afrika Selatan, Malaysia, Kolombia, Cina, Aljazair, UEA, dan yang terakhir pada tahun 2019 di Rusia.
Lokakarya Senior tentang Aturan-aturan Internasional yang Mengatur Operasi Militer yang dilaksanakan selama satu minggu, sekitar 85 negara berkesempatan untuk bertukar pengalaman dan pandangan tentang penerapan hukum konflik bersenjata dan hukum hak asasi manusia dalam konteks operasional, serta kerangka hukum internasional yang berlaku pada operasi militer modern.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden ICRC menyampaikan bahwa SWIRMO menyediakan platform unik untuk mempromosikan hukum humaniter internasional dan bagi para peserta untuk berbagi praktik yang baik untuk memastikan penghormatan terhadap hukum selama operasi militer dan meminimalkan dampak kemanusiaan dari konflik
Acara pembukaan yang juga dihadiri Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Bapak Sudirman Said. Pada kesempatan tersebut Pangdam IX/Udayana membacakan sambutan Panglima TNI menyampaikan ICRC bersama TNI dapat bekerja sama menyelenggarakan lokakarya SWIRMO ke-15 TA.2022 secara tatap muka dalam kondisi kesehatan yang baik.
Lokakarya SWIRMO ke-15 dalam rangka menyebarluaskan pemahaman yang baik tentang Hukum Humaniter Internasional (HHI) di kalangan perencana operasi militer di seluruh dunia guna meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh perang terhadap kemanusiaan.
HHI atau hukum konflik bersenjata merupakan kerangka hukum yang melindungi mereka yang tidak atau tidak lagi ikut serta dalam permusuhan. HHI juga membatasi cara dan metode peperangan, serta penerapan standar dan prinsip yang diakui secara internasional terkait penggunaan kekuatan bersenjata dalam operasi penegakan hukum. SWIRMO berusaha untuk memastikan bahwa hukum humaniter internasional diintegrasikan secara lebih baik ke dalam institusi militer.
Kegiatan SWIRMO yang diselenggarakan di Bali, Indonesia, selama satu minggu ke depan diharapkan dapat memberikan informasi kepada dunia bahwa Indonesia juga peduli dan berkomitmen dalam proses diseminasi hukum humaniter internasional.
Dalam kegiatan ini, TNI dapat berpartisipasi untuk menunjukkan upaya serta hasil yang telah dicapai dalam mengintegrasikan hukum humaniter di lingkungan TNI, baik melalui doktrin, pelajaran maupun latihan yang dilakukan secara bertingkat, bertahap serta berkelanjutan.