JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan menyetop izin ekspor bahan mentah secara bertahap. Salah satu komoditas tambang yang telah dilarang eskpor oleh pemerintah adalah biji nikel yakni sejak 1 Januari 2020 lalu.
Jokowi juga mengatakan RI selalu meng-ekspor bahan mentah selama 350 tahun atau sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
“Yang paling penting dari hilirisasi jangan sampai 350 tahun lalu diekspor selalu bahan mentah dan tidak berhenti sampai sekarang,” ungkap Jokowi dalam Pelepasan Perdana Smelting Grade Alumina, Selasa (25/1).
Menurutnya, ekspor bahan mentah akan memberikan keuntungan bagi negara lain. Pasalnya, negara tersebut dapat mengolah bahan mentah dan membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
“Kalau ndak (disetop ekspor bahan mentah), sejak zaman VOC sampai kapan pun akan menjadi pengekspor bahan mentah, nggak rampung-rampung,” imbuhnya.
Jokowi menjelaskan, jika Indonesia membuat industri seperti ini, bisa mendapatkan royaltinya.
“Kita dapat pajak perusahaan dan pribadinya, kita dapat biaya ekspor keluarnya, kita dapat penerimaan negara bukan pajak, semua dapat,” tegas Jokowi.
Maka dari itu, setelah nikel, Jokowi akan menyetop ekspor bauksit pada 2022. Lalu, kepala negara akan melarang ekspor tembaga pada 2023 dan timah pada 2024.
Ia mengaku tak takut jika diadukan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) oleh negara lain karena melarang ekspor bahan mentah. Saat ini, Indonesia sendiri sudah digugat ke WTO karena melarang ekspor bijih nikel.
“Nikel stop, kita sekarang digugat ke WTO. Nanti bauksit stop, mesti ada yang gugat lagi silahkan gugat kita hadapi,” tutup Jokowi.
(bu)