JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal meminta keterangan rombogan Ferdy Sambo yaitu mulai dari ART, sopir, hingga tenaga kesehatan yang melakukan tes PCR usai tiba dari Magelang, Jawa Tengah.
“Asisten rumah tangga, sopir, dan orang-orang yang memang membantu Ferdy Sambo di rumahnya. Sementara ini ketua RT belum [akan diperiksa], tetapi tenaga kesehatan yang waktu PCR itu akan dimintai keterangan,” ujar Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsa di Kantor Komnas HAM, pada Jumat kemarin. Rencana itu akan dilakukan pada minggu depan.
“Minggu depan,” tambah dia dikutip, Minggu (31/7).
Sebelumnya, Komnas HAM menyebut semua rombongan Irjen Ferdy Sambo yang tiba di Duren Tiga usai dari Magelang, Jawa Tengah, turut melakukan tes PCR, termasuk Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyatakan bukti itu diketahui dari 20 video perjalanan Brigadir J dari Magelang ke Jakarta yang diperiksanya pada Rabu (27/7) lalu.
“Termasuk teman-teman yang banyak nanya apakah di video itu ada prosesi PCR? Ada prosesi PCR. Dalam video itu dengan ada jamnya ada prosesi PCR. Siapa saja yang di PCR? Semua termasuk almarhum Josua,” ujar Anam di Kantor Komnas HAM dikutip CNNIndonesia.
Diketahui, Brigadir J diduga tewas karena ditembak Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Brigadir J merupakan sopir istri Ferdy Sambo. Sedangkan, Bharada E merupakan ajudan Ferdy Sambo.
Guna mengusut kasus ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut.
Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus itu.