Seperti dijelaskan oleh Marde Putra, visi Marawa Pro adalah untuk ikut memperkenalkan Indonesia khususnya Ranah Minang kepada dunia melalui seni audio visual. Dan misi mereka untuk mendukung program Pemerintah Daerah / Pusat di Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyalurkan talenta pemuda-pemudi Minang melalui karya audio visual, memperkenalkan adat dan budaya Ranah Minang melalui karya audio visual, mendukung falsafah Minang tentang Adat Basandi Sara’, Sara’ Basandi Kitabullah, mendukung Pemerintah Daerah maupun Pusat dalam mengeksplor Ranah Minang, dan membantu Pemerintah dalam mengembangkan produksi ekonomi kreatif dalam bidang audio visual maupun konten kreator.
Marawa Pro telah merilis 15 karya film di YouTube Channel Marawa Pro dengan judul sebagaimana berikut ini; Rumah Mertua (2016), Tikam Jajak Pandeka – Habib Series (2016), Tikam Jajak Pandeka – Rahmat Series (2017), Surau Tingga (9 Agustus 2019), Tadabbur Hati (12 Oktober 2019), Pendidikan Doeloe dan Sekarang (20 September (2019), Kalimah (21 Maret 2020), Minangkabau Undercover – Sarah Series (2019), Minangkabau Undercover – Tatak Series (27 Desember 2019), Ruang Tunggu – Short Movie (15 April 2020), Drama Series – Titik Nadir (22 April 2020), Makaru Wamakarallah (31 Mei 2020), Tikam Jajak Pandeka 1 – 5 “Spesial Series” (serie pertama – 27 Januari 2022), Malam Bagai Jelaga (20 Januari 2023), Elna – Cinta dan Perjuangan (31 Maret 2023).
“Idealisme kami dalam melahirkan karya-karya film adalah selalu memasukkan unsur adat, seni tradisi, dan budaya Minang serta mendukung falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Pesatnya perkembangan zaman di era digital saat ini, para generasi muda harus kita bekali dengan pengetahuan tentang adat dan budaya di setiap tontonannya, agar kuatnya pengaruh budaya luar bisa kita antisipasi dengan memberikan pemahaman melalui karya film, musik, dan konten yang bermanfaat” kata Marde Putra.
Lebih lanjut Marde Putra mengatakan, mulai dari awal merintis Marawa Pro sampai saat sekarang, kendala tersulit dalam memproduksi film adalah dalam pembiayaan, karena terbatasnya tenaga marketing yang mereka miliki.
Dalam memproduksi film, mereka hanya melakukan pembiayaan secara swadaya, dari uang saku mereka sendiri yang dikumpulkan, belum ada bantuan dari pihak Dinas Pemerintah terkait. Dengan berlandaskan hobi, pembiayaan kerap mudah mereka atasi, meskipun pada beberapa karya terpaksa harus mereka hentikan produksinya.
“Sepinya sineas lokal Sumatera Barat menurut kami karena lemahnya komunikasi antara Dinas Pemerintah terkait dengan para pelaku seni, terutama sekali dengan para sineas, yang akhirnya mati suri. Kendalanya ada di pembiayaan, dan juga karena kurang adanya sinergi komunitas yang memiliki kaitan erat di bidang perfilman untuk memberi pembekalan serta peningkatan SDM-nya dalam bentuk pelatihan, sehingga banyak di antara sineas Minang malas untuk berkarya karena selalu berbenturan dengan hal-hal tersebut,” kata Marde Putra.
Meskipun sebagai rumah produksi lokal, Marawa Pro selalu berusaha melahirkan karya-karya yang profesional, baik dalam penentuan ide cerita, plot, lokasi pengambilan gambar, kemampuan akting pemeran, penentuan lokasi syuting, ilustrasi musik, audio, dan unsur lainnya. Kualitas film-film yang mereka rilis bisa disejajarkan dengan garapan rumah produksi nasional. Marawa Pro siap untuk berkolaborasi dengan rumah produksi nasional guna mengangkat kearifan lokal Sumatera Barat.
“Dengan adanya pandangan pada garapan kami sudah berkualitas nasional, sangat memberikan kebahagian tersendiri buat Tim Marawa Pro, karena pada dasarnya kami berbuat dengan peralatan yang belum memenuhi kelayakan sinematografi, hanya mengoptimalkan peralatan dan sumber daya yang kami punya saja. Besar harapan kami terhadap Dinas Pemerintah terkait untuk dapat memberi dukungan kepada Marawa Pro dalam upgrade peralatan, sehingga apa yang menjadi visi misi kami dapat terwujudkan dengan maksimal,” kata Marde Putra.
Dalam perjalanannya di dunia sinematografi, beberapa karya film Marawa Pro berhasil mendapatkan penghargaan. Adapun judul film-filmnya yang berhasil meraih penghargaan tersebut, yaitu ; Surau Tingga – Film Terbaik II pada ajang Kompetisi Film Islami se-Sumatera Barat Tahun 2022, Siti Padang – Film Terbaik – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (diproduksi bersama Santano Art Pro), dan Rumah Mertua – Penyutradaraan Terbaik dan Aktris Terbaik – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (diproduksi bersama Santano Art Pro).
Berikut link film terbaru dari Marawa Pro yang berjudul Elna (Cinta dan Pengorbanan);