LHOKSEUMAWE – Tim Opsnal Satreskrim Polres Lhokseumawe dalam kurun waktu dua pekan terakhir berhasil mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Lhokseumawe, dalam pengungkapan ini sebanyak 13 barang bukti Ranmor berhasil diamankan.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto, SIK.MH dalam konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe mengatakan, ada 11 Laporan Polisi (LP) yang kehilangan kendaraan yang terjadi sejak tahun 2020 sampai tahun 2022.
“LP ini tersebar baik di jajaran Polsek dan di Polres Lhokseumawe. Jadi, kurun waktunya cukup lama. Barang bukti semuanya berjumlah 13 unit kendaraan bermotor. Selain itu, tim kita juga mengamankan tujuh orang tersangka,” ujarnya.
Adapun para tersangka, lanjut Kapolres, yakni SB, YZ, dan EF. Sedangkan, MZ, WY, ML, dan AM merupakan penadah. Penangkapan terhadap tersangka tersebut berkat informasi dari masyarakat serta kegigihan Tim Opsnal Satreskrim Polres Lhokseumawe.
“Tersangka SB merupakan seorang residivis curanmor, sedangkan YZ residivis pencurian hewan ternak. Mereka tidak memiliki pekerjaan, setelah keluar dari Lapas mencuri lagi Para pemetik ini mencuri di jam dan tempat tertentu dengan memanfaatkan kelengahan pemilik kendaraan,” pungkasnya.
Kemudian, kata AKBP Eko Hartanto, kendaraan yang berhasil dicuri dimaksud dijual ke penadah melalui perantara dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 8 juta per unitnya.
“Saya himbau kepada masyarakat pemilik kendaraan di wilayah hukum Polres Lhokseumawe agar lebih berhati-hati dalam memarkirkan motornya, baik itu di rumah dan di tempat pelayanan publik, pergunakan kunci ganda,” pintanya.
Para tersangka dijerat dengan pasal 363 ayat 2 Jo pasal 64 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
Dan usai kegiatan konferensi pers, Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto, S.IK, MH juga menyerahkan sepeda motor yang telah berhasil diamankan kepada pemiliknya yang sebelumnya telah membuat laporan kehilangan sepeda motor kepada polisi.
“Penyerahan sepeda motor kepada pemiliknya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap kepemilikan seperti Buku Pemilik Kenderaan Bermotor (BPKB) yang sesuai,” kata AKBP Eko Hartanto.*(Halim)