SIANTAR- Antrean kendaraan logistik dan truk mengular di ruas jalan penghubung Medan-Siantar. Kendaraan itu mengantre untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, Rabu (24/8/2022).
Antrean kendaraan yang mengular menimbulkan kemacetan. Sejumlah kendaraan yang ingin melintas dari arah Medan menuju Simalungun maupun sebaliknya, memilih jalan alternatif di pinggir kota dengan jalur memutar dan jarak yang lebih jauh.
“Sudah antre lebih dari empat jam, namun belum mendapatkan solar,” kata Sopir truk pengangkut sembako bernama Mislan (52), Rabu (24/8/2022).
Warga Siantar Sitalasari itu pun berharap Pertamina dapat segera memasok tambahan Solar agar kegiatan ekonomi mereka tidak terganggu.
“Kalau teronggok begini kan kita jadi susah. Sementara (barang) yang diantarkan harus tepat waktu. Ini udah empat jam masih ada 10 mobil lagi di depan. Tadi sempat kosong, jadi lama enggak bergerak. Mau pindah SPBU lain katanya juga habis, jadi terpaksa ikut antrean,” kata Mislan.
Panjangnya antrean Solar juga disesalkan oleh Berman Purba (47), sopir angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) Medan-Parapat. Panjangnya antrean untuk mendapatkan Solar membuatnya tak bisa menutup setoran.
“Kalau normal kita bisa dapat 2-3 trip pulang pergi sehari. Ini karena antre dan macet satu trip pun belum. Enggak nutup setoran kalau gini,” kata dia.
Firman (35), petugas SPBU di Jalan Medan, Kota Pematangsiantar mengaku stok Solar mereka memang terbatas. Stok semakin cepat berkurang karena permintaan masyarakat meningkat.
“Ada (stok). Hari ini pun ada masuk. Tapi memang yang mengisi banyak. Terus karena antre jadi mereka beli lebih banyak dari biasanya. Jadi makin cepat habis,” kata Firman.
Firman menambahkan permintaan Solar yang meningkat ini belum berbanding lurus dengan penjualan produk Dex maupun Dexlite.
“Masih Solar yang jadi favorit. Kalau Dex paling mobil-mobil diesel mewah. Setengah ton pun enggak habis sehari,” tandasnya.(*)