BALI – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto menghadiri kegiatan rapat koordinasi penguatan prokes yang dipimpin Menko Marves RI Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual yang digelar di Gedung Gajah, Jaya Sabha, pada Minggu (6/2) kemarin
Rakor tersebut guna mengantisipasi naiknya kasus Covid-19 varian Omicron di Provinsi Bali, Gubernur Bali melakukan langkah cepat dengan memimpin Rakor Penguatan Prokes.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, bersama Kodam IX/Udayana dan Polda Bali beserta jajaran akan segera melakukan upaya serius dalam rangka peningkatan pelayanan dan mengurangi resiko penularan.
Koster menjelaskna, terungkap perkembangan kasus Covid-19 di provinsi Bali sejak 16 Januari 2022 terjadi peningkatan kasus harian dari di 2 digit (14 kasus). Pada 26 Januari meningkat menjadi 3 digit (139 kasus), dan mulai tanggal 3 Februari 2022 sudah mencapai 4 digit (1.501 kasus), bahkan tanggal 5 Februari 2022 terjadi kasus harian tertinggi yaitu 2.038 kasus positif baru.
“Kenaikan kasus ini sudah melebihi kasus harian tertinggi pada varian delta tahun 2021,” kata Koster
Koster melanjutkan, hingga 6 Februari 2022, muncul kasus baru sebanyak 1.918 orang, jumlah yang sembuh 196 orang, yang meninggal sebanyak 7 orang.
Sedangkan jumlah kesembuhan secara kumulatif mencapai 88,84%. Jumlah yang sembuh jauh dibawah jumlah kasus baru harian, yang mengakibatkan beban perawatan di rumah sakit dan di isolasi terpusat.
“Perkembangan kasus aktif per tanggal 6 Februari 2022, total kasus aktif 9.887 terdiri atas 954 (9,65%) dirawat di Rumah Sakit, 1.551 (15,69%) di Isolasi Terpusat, 7.382 (74,66%) di Isolasi Mandiri,” ungkapnya.

Koster menegaskan, sampai saat ini penanganan kasus Covid-19 dapat dikelola dengan baik, ketersediaan dalam jumlah yang memadai tempat tidur di rumah sakit, tempat tidur di Isolasi terpusat, ketersediaan obat-obatan dan oksigen yang memadai, serta kesiapan tenaga kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di Isolasi Terpusat.
Diungkapkan Koster, pencapaian vaksinasi semakin maju, suntik ke-1 sudah mencapai 103,17% dan suntik ke-2 sudah mencapai 92,89%, vaksinasi pada anak-anak usia 6-11 tahun untuk suntik ke-1 sudah mencapai 105,47% dan suntik ke-2 sudah mencapai 90,21%.
Namun kata dia perlu diingat bahwa, meskipun warga sudah mengikuti vaksinasi tidak sepenuhnya menjamin terbebas dari resiko penularan Covid-19.
“Kami perlu menyampaikan bahwa banyak kasus kematian terjadi karena warga terlambat melakukan testing swab PCR dan masuk ke Rumah Sakit dalam kondisi sudah parah sehingga sangat membahayakan nyawanya, bahkan tidak bisa diselamatkan ketika mengalami perawatan di Rumah Sakit, terutama warga usia lanjut dan menderita penyakit bawaan (komorbid),” jelasnya.