Tak Peduli Ditinggalkan Pengiklan, Elon Musk Terus Ungkap Teori Konspirasi di Twitter

  • Bagikan
Elon Musk (Foto: istw)

CALIFORNIA – CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa dia tidak peduli jika cuitan provokatifnya membuat pengiklan menjauhi Twitter. Demikian disampaikan bos Twitter itu kepada CNBC internasional pada hari Senin (16/5/2023).

“Aku akan mengatakan apa yang aku inginkan, dan jika konsekuensinya adalah kehilangan uang, biarlah begitu,” kata Musk, yang merupakan pemilik Twitter.

Selama bertahun-tahun, Musk sering kali membuat cuitan kontroversial, termasuk teori konspirasi dan komentar yang oleh para kritikusnya dianggap secara umum diskriminatif. Pembelaannya ini muncul sehari setelah Musk mendapat kritik baru karena cuitannya yang menyamakan miliarder liberal dan donatur Demokrat, George Soros, dengan penjahat dalam komik X-Men, Magneto, yang merupakan seorang korban selamat dari Holocaust Yahudi.

BACA JUGA :  Aksi Brutal Pria Muda Tembaki 3 Rekan Kerja Hingga Tewas 1 Kritis

“Soros ingin menghancurkan dasar-dasar peradaban. Soros membenci umat manusia,” cuit Musk pada hari Senin.

Musk sebelumnya telah mengkritik Soros, yang kantornya, Soros Fund Management, baru-baru ini mengurangi kepemilikannya di Tesla.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa cuitan Musk memiliki “nuansa anti-Semitik.”

Pada hari Selasa, Musk membantah bahwa dia adalah seorang anti-Semit. “Jika ada yang bisa dikatakan, aku adalah seorang pro-Semit,” katanya. Musk juga sebelumnya pernah membuat dan menghapus meme yang menggunakan gambar Hitler.

CNBC juga bertanya kepada Musk mengapa dia me-retweet tautan seseorang yang mengatakan bahwa penembakan massal di mal di Texas awal bulan ini mungkin merupakan “psyop yang gagal” atau “operasi psikologis.” Para penyelidik telah menyelidiki apakah penembak, yang tewas oleh polisi, memiliki pandangan supremasi kulit putih karena dia memakai lencana “RWDS,” yang merupakan singkatan dari “Right Wing Death Squad”.

BACA JUGA :  Koalisi Saudi Bantah Serangan ke Yaman Targetkan Pusat Penahanan di Saada

“Aku pikir menyebutkannya sebagai supremasi kulit putih adalah omong kosong,” kata Musk, menambahkan bahwa dia berpikir bahwa tidak ada bukti bahwa penembak tersebut adalah seorang supremasi kulit putih. “Kita tidak boleh menyebutkan hal-hal sebagai supremasi kulit putih jika ternyata itu tidak benar”.

Kebebasan berbicara Musk di Twitter ternyata tidak absolut. Musk tidak boleh sembarangan men-tweet soal perusahaannnya sendiri. Pada Senin (15/5/2023), Pengadilan Amerika Serikat mewajibkan Musk untuk berkonsultasi dengan pengacara sekuritas sebelum men-tweet soal Tesla karena cuitannya terkait Tesla dapat mempengaruhi saham salah satu perusahaan terbesar dunia itu.

Securities and Exchange Commission (SEC) mengklaim dalam pengaduan yang diajukan pada September 2018 bahwa Musk berbohong saat dia mengirim cuitan “funding secured” pada tanggal 7 Agustus bahwa pendanaan untuk mengambil alih perusahaan dengan harga $420 per saham telah dipegang. Hal itu berdampak pada investor saham Tesla.

Musk setuju untuk mengundurkan diri sebagai bos Tesla dan membayar denda sebesar US$ 20 juta. Tesla juga setuju untuk membayar denda terpisah sebesar US$ 20 juta.

BACA JUGA :  Dihantam Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Ramai Buat Paspor untuk Kerja ke Luar Negeri
Penulis: RenoEditor: Renoto Sirengga
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *