Menolak proposal memperluas jumlah turbin angin di dekat daerah permukiman, menyebutnya sebagai bahaya kesehatan.
Di antara saran mereka adalah mendapatkan tambahan gas alam melalui pipa Nord Stream 2 (NS2). Selesai dibangun pada akhir 2021, pipa dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik itu tinggal menunggu izin operasi dari Berlin, yang ditangguhkan tanpa batas pada 22 Februari, dua hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.
NS2 seharusnya menggandakan volume ekspor gas Rusia, tetapi ditunda oleh sanksi Amerika Serikat (AS) yang berusaha melindungi pendapatan transit gas Ukraina.
Nord Stream 1, yang terus memasok gas ke Jerman, saat ini hanya beroperasi pada kapasitas 20%, karena persyaratan pemeliharaan.
Operatornya, Gazprom, mengatakan beberapa turbin di stasiun kompresor Portovaya perlu diservis untuk mempertahankan sertifikasi. Turbin yang pertama ditahan Kanada, mengutip sanksi anti-Rusia atas konflik di Ukraina, sampai Berlin turun tangan mencari pengecualian. NS2 tidak menggunakan turbin Siemens, dan dapat dipertahankan terlepas dari sanksi.
Berlin bahkan menolak mempertimbangkan kemungkinan menggunakan NS2. Menteri Ekonomi Jerman Habeck mengatakan pipa tidak dapat beroperasi tanpa sertifikasi. Dia juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba merusak solidaritas Uni Eropa dan Ukraina dengan menaikkan harga gas.
“Putin memiliki gas, tetapi kita memiliki kekuatan,” ungkap Habeck pada Selasa, meminta rakyat Jerman berdiri bersama.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan pesimisme yang meluas di industri Jerman mengenai prospek bisnis di masa depan.
Mengomentari penundaan turbin pekan lalu, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock mengatakan kekurangan gas dapat menyebabkan pemberontakan dan kerusuhan.
“Jika kita tidak mendapatkan turbin gas, maka kita tidak akan mendapatkan gas lagi, dan kemudian kita tidak akan dapat memberikan dukungan untuk Ukraina sama sekali, karena kita akan disibukkan dengan pemberontakan rakyat,” papar dia kepada outlet TV RND.
Baerbock buru-buru menambahkan ini mungkin “dibesar-besarkan” dan bersikeras sebagian besar warga Jerman mendukung pengiriman senjata ke Ukraina.(*)