HUT Denpasar, Dinas Kebudayaan Akan Gelar Parade Kesenian Palegongan Berbasis Tradisi

  • Bagikan
Parade Kesenian Palegongan dalam rangka HUT Denpasar 234 (Poto:Istimewa)

DENPASAR – Dalam rangka menyambut HUT Denpasar ke-234 dan sebagai upaya medukung kemajuan kebudayaan pemerintah kota (Pemkota) Denpasar melalui Dinas Kebudayaan akan menggelar Parade Kesenian Palegongan Revitalisasi dan Pengembangan Berbasis Tradisi yang akan dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya pada 24-25 Februari 2022 mendatang. 

“Kesenian Tari dan Tabuh Palegongan adalah kesenian Bali adiluhung yang merupakan salah satu hasil pencapaian puncak kreatifitas seni pertunjukan Bali pada awal  abad XIX,” Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara

Raka mengatakan, sebagai sebuah kesenian yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), maka 4 (empat) dimensi pada undang-undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017  wajib dilakukan sebagai bentuk kewajiban Pemerintah Kota Denpasar dalam mempertahankan predikat yang sudah diperoleh. Karenanya, Pembinaaan, Pengembangan, pemanfaatan dan pelestarian kesenian palegongan selalu mendapatkan perhatian penting dari pemerintah Kota Denpasar. 

BACA JUGA :  Akibat Hujan dan Got Mampet, Banjir Terjang Kuta Utara Badung

Menurutnya, sebagai tujuan akhirnya adalah kemanfaatan dari seluruh proses yang dilakukan ini dapat memiliki kemanfaatan bagi masyarakat.

“Untuk itu  program padat karya berbasis seni budaya di tahun 2022 ini direalisasikan melalui kegiatan  Parade kesenian palegongan revitalisasi dan pengembangan berbasis tradisi,” ujarnya.

Sementara itu Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Narta menambahkan, pelaksanaan parade kesenian palegongan revitalisasi dan pengembangan berbasis tradisi menyasar 12 kantong kesenian palegongan yang ada diseluruh Kota Denpasar. 

“Format atau bentuk pementasannya mebarung dengan iringan yang diharapkan adalah gambelan  palegongan yang merupakan ciri khas kesenian legong klasik,” ujar Narta

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *