40 Pemuda Laksar Rempah dari 34 Provinsi Lakukan Aktivitas Budaya di Kupang

  • Bagikan
Pohon cendana di Kupang NTT (Foto: Ilustrasi)

Forum itu penting untuk mendapatkan berbagai insight baru dalam usaha melestarikan budidaya cendana.

Perjalanan Muhibah Budaya Jalur Rempah memfokuskan pada pemahaman dan aksi bersama sebagai usaha budidaya cendana, mulai proses penanaman bibit hingga perawatan yang membutuhkan proses tak mudah.

Deddy F. Holo, Koordinator Perubahan Iklim dan Bencana Walhi NTT mengatakan, tanaman endemik cendana menjadi salah satu tanaman yang memiliki nilai sosial, budaya dan ekonomi.

Sayangnya populasi cendana di NTT saat ini menurutn akibat berbagai perilaku manusia yang cenderung melihat dari sisi ekonomi semata.

“Padahal berabad-abad lalu cendana merupakan salah satu bahan pelengkap untuk berbagai ritual adat,” ujarnya.

Walhi NTT sendiri saat ini melakukan konservasi cendana dengan membangun 2 pusat pembibitan dan 1 hektare lahan indukan cendana di Sumba Timur.

BACA JUGA :  Pemkab Tangerang Dorong Peningkatan Kemandirian Fiskal Daerah Melalui Ospen PKB hingga Pajak Daerah

Hal ini sebagai upaya pelestarian dari berbagai ancaman seperti kebakaran hutan, illegal loging, dan rendahnya minat masyarakat menanam cendana.

Sementara itu, sesepuh Masyarakat Timor, Beny Litelnoni prihatin terhadap nasib rempah cendana di Pulau Timor yang semakin terancam.

Memang saat ini ada beberapa kelompok tani yang sudah berinisiatif untuk budidaya kayu cendana, dan mulai berkembang. Hanya saja, perlu ada dukungan anggaran dari pemerintah.

“Sebelum zaman penjajahan Jepang, Belanda, dan Portugis sudah menemukan cendana di Timor sebagai rempah yang sangat bernilai, dan mahal harganya. Cendana ini akan punah karena adanya eksploitasi yang besar-besaran tanpa dibarengi budidaya, ” ujar wakil gubernur NTT periode 2013-2018 ini.

BACA JUGA :  Rute Angkutan Kupang-Timor Leste Resmi Dibuka Besok, Segini Tarifnya

Pulau Timor bagian timur merupakan daerah penghasil kayu cendana, salah satu wewangian yang hanya tumbuh di Nusantara.

Bersama dengan produk wewangian lainnya, seperti kayu gaharu di Sumatra dan Kalimantan, kapur barus di Sumatra bagian barat, cendana turut meramaikan jalur perdagangan wewangian dunia yang berpusat di Jazirah Arab, pusat perdagangan wewangian dupa tertua di dunia.

Komoditas wewangian menjadi salah satu komoditas penting dalam pasar perdagangan dunia, berdampingan dengan rempah.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights